BAB I
JAZIRAH ARAB PRA ISLAM
Jazirah Arab menjelang
kelahiran atau kedatangan Islam pada waktu itu terbagi menjadi 2 bagian, 2
bagian itu adalah Jazirah Arab bagian Tengah dan Jazirah arab bagian tepi. Pada
Jazirah Arab bagian Tengah terdiri dari Pegunungan dan daerah tersebut jarang
mendapat hujan, penduduk pada Jazirah Arab bagian tengah tersebut sedikit dan
penduduknya terdiri dari kaum pengembara yang tinggalna selalu pindah-pindah
tempat, dan mengikuti turunnya hujan serta yang ada padang-padang yang di
tumbuhi rumput dan tempat untuk menggembalakan binatang ternak.
Sedangkan pada Jazirah
Arab bagian Tengah daerahnya terbagi menjadi 2 yaitu bagian utara yang disebut
dengan Nejed dan bagian selatan yang disebut dengan Al-Ahkaf. Pada bagian
selatan ini penduduknya sedikit, dan bagian itu disebut dengan nama Al Rub-Al
Khali.
Sedangkan Jazirah Arab bagian tepi, adalah pintu kecil yang melingkari Jazirah itu. Letaknya pada pertemuan Laut Merah dan laut India dan pita itu agak lebar. Pada Jazirah Arab bagian Tepi ini, hujan turun dengan teratur dan penduduknya tidak mengembara tetapi menetap atau tidak pindah-pindah. Dan mereka mendirikan kota-kota, kerajaan-kerajaan dan mereka pula membina berbagai macam kebudayaan dan mereka disebut dengan nama Ahl Al Hadkarah.
Keagamaan
Sebelum Islam di peluk
oleh bangsa Arab, pada waktu itu bangsa Arab telah mengakui Allah sebagai Tuhan
mereka. Kepercayaan itu di warisi secara turun-temurun sejak masa Nabi Ibrahim
As dan Nabi Ismail As. Qur’an menyebut agama itu dengan nama agama Hanif, yaitu
kepercayaan yang mengakui keEsaan Allah sebagai pencipta alam semesta,
Tuhanyang menghidupkan dan yang mematikan, Tuhan yang member rezeki dan
sebagainya.
Kepercayaan kepada
Allah tersebut tetap diyakini oleh Bangsa Arab sampai masa Kerasulan Nabi Muhammad
SAW, hanya saja keyakinan itu dicampur baurkan dengan tahyul dan juga dengan
kemusyrikan, menyekutukan Tuhan dengan sesuatu dalam menyembah dan memohon
kepadaNya, seperti Jin, roh, hantu, bulan, matahari, tumbuh-tumbuhan, berhala
dan sebagainya. Kepercayaan yang menyimpang dari agama Hanif disebut dengan nama Watsaniyah yaitu Agama
yang mempersyariatkan Allah dengan cara mengadakan penyembahan kepada Anshab.
Anshab yaitu sebuah batu yang belum memiliki bentuk, Autsan yaitu patung yang
terbuat dari batu dan Ashnam yaitu patung yang terbuat dari kayu, emas, perak,
logam dan semuanya yang tidak terbuat dari batu.
Kebudayaan
Peninggalan-peninggalan
sejarah yang di Yaman yang ditemukan sekarang adalah dari sisa –sisa yaitu
bendungan ma’rab. Bendungan itu dibuat pada tahun kedua sebelum Masehi.
Bangunan suci dikalangan bangsa Arab
yaitu Ka’bah. Ka’bah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan anaknya yaitu Nabin
Ismail. Kemudian Ka’bah itu dirawat oleh keturunan Amaliqah. Saat masa
keturunan Jurhum memegang kekuasaan Hijaz, dan Ka’bah diperbaiki oleh mereka.
Perbaikan tersebut juga dilakukan pada abad kelima Masehi yang dilakukan oleh
oleh Qusai bin Kilab. Dan sekitar tahun kelima sebelum masa Kerasulan diadakan
perbaikan ulang yang perbaikannya tersebut dilakukan oleh bangsa Quraisy yang
menduduki atau tinggal di Tanah Haram. Ka’bah itu terbuat dari batu Hitam yang
asalnya dari Gunung dan batu tersebut berbentuk Kubus.
Sedangkan kebudayaan
nonmaterial bangsa Arab adalah Bahasa arab. Bahasa Arab digunakan untuk
berkomunikasi dan dijumpai di arab bagian selatan. Sejak memasuki abad Ketiga
dan abad ke empat setelah masehi. Dapat dikatakan bahwa sebelum Islam dating
warga bangsa Arab Jahili sudah mempunyai kesusastraan yang baik. Pada zaman itu
di ukas setiap tahun diadakan pasar tahunan yang saat itu orang-orang atau
warga mengadakan sayembara yang sayembaranya itu membuat syair atau mengarang
syair.
Warga bangsa Arab pada
masa jahiliyah sudah mengenal Tahayul dan juga dengan adat istiadat yang
diwarisi secara turun-temurun dari nenek moyang bangsa Arab saat itu. Dan
tumpuan atau pusat kepercayaan akan tahayul dan adat istiadat adalah watsaniyah
bangsa arab itu atau mereka tersebut percaya pada hantu-hantu dan roh yang
jahat.
BAB II
KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW
Nabi Agung Rasulullah
SAW lahir pada tanggal 12 Rabi’ul Awal atau dalam kalender Masehi, Nabi
Muhammad SAW lahir pada tanggal 20 April 571 M. Pada waktu kelahiran Nabi
Muhammad SAW saat itu dikenal sebagai Tahun Gajah, karena pada waktu itu
terjadi penyerangan Ka’bah yang dilakukan oleh Abrahah dengan pasukannya yang
dikenal dengan pasukan Gajah. Dan peristiwa itu dikenal dengan Tahun Gajah.
Tetapi penyerangan
terhadap Ka’bah yang dilakukan oleh Abrahah beserta pasukan gajahnya tersebut
gagal, karena dalam perjalanan menuju Ka’bah, Abrahah dan pasukan gajahnya
diserang oleh segerombolan atau sekumpulan burung Ababil. Burung Ababil adalah
burung yang diperintah oleh Allah untuk menyerang Abrahah dan pasukan gajahnya
yang akan menyerang Ka’bah. Dan burung Ababil itu kemudian menjatuhkan batu
panas yang berwarna merah yang dibawanya itu ke Abrahah dan pasukan gajahnya. Kemudian Abrahah
dan pasukannya terbakar. Nabi Muhammad SAW dilahirkan dari seorang ibu yang
bernama Siti Aminah dan ayahnya Nabi Muhammad SAW adalah Abdullah. Sebelum Nabi
Muhammad SAW dilahirkan, ayahnya yang bernama Abdullah meninggal dunia dan pada
saat itu Nabi Muhammad SAW sedang dikandung oleh ibunya dan usia Nabi Muhammad
SAW pada saat itu dikandungan ibunya sekitar 6 bulan. Sedangkan ibunya yaitu
Siti Aminah meninggal pada waktu melakukan perjalanan ziarah ke ziarah makam
ayahnya Nabi Muhammad SAW yaitu Abdullah. Abdullah dimakamkan di Al Abara. Lalu
pada waktu Nabi Muhammad SAW berumur 6 Tahun, nabi Muhammad SAW diasuh oleh
kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. Dan waktu itu Nabi Muhammad SAW pernah
disusui oleh Halimatus Sa’diyah.
Setelah meninggalnya
kakeknya Nabi Muhammad SAW, lalu Nabi Muhammmad SAW disuh oleh pamannya yang
bernama Abu Thalib. Selama diasuh oleh pamannya yaitu Abu Thalib, Nabi Muhammad
SAW ikut berniaga atau berdagang ke daerah Syam. Dan Nabi Muhammad SAW juga ikut
berperang. Dan pada saat itu Nabi Muhammad SAW berumur 14 Tahun, Nabi waktu itu
berperang dan nama perangya adalah perang Fijar. Salah satu keberhasilan yang
diraih oleh Nabi Muhammad SAW adalah, barang-barang yang diniagakan atau
diperdagangkan mendapat Laba yang sangat banyak. Setelah itu Nabi Muhammad
dilamar oleh Khadijah. Pada waktu menikah dengan Siti Khadijah, Nabi Muhammad
SAW berumur 25 tahun dan Siti Khadijah berumur 40 tahun. Dan pada saat menikah,
Siti Khadijah adalah seorang janda. Dan dalam pernikahan itu Nabi muhammmad SAW
memberikan mas kawin 100 ekor unta.
BAB III
KERASULAN NABI MUHAMMAD SAW
Kekayaan yang dimiliki
oleh Siti Khadijah telah member kesempatan yang besar kepada Nabi Muhammad SAW
untuk meluangkan waktu dan perhatiannya untuk beribadah kepada Allah SWT. Dan
kekayaan yang dimilikinya memberikan kesempatan untuk lebih mengasingkan diri
dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Istri beliaupun mendukung rencana beliau
dengan menyediakan bekal-bekal yang akan dibawa oleh beliau ke gua hiro’. Di
gua hiro’ itu beliau mengasingkan diri dan bersuci agar jiwanya beliau
bertambah suci.
Sampai pada waktu
turunnya malaikat jibril pada tanggal 17 Ramadhan. Dan surat yang pertama turun
adalah surat Al-Alaq. Dan itu belum semua, tetapi hanya ayat 1-5. Dan Nabi
Muhammad SAW belum memberitahukan kepada umat manusia kalau beliau itu adalah
utusan Allah SWT yang diutus menjadi Nabi oleh Allah SWT. Beliau waktu itu
didatangi oleh malaikat jibril dan beliau dalam keadaan kedinginan dan takut.
Setelah kejadian itu beliau pulang kerumah, kemudian beliau menyuruh istrinya
yaitu Siti Khadijah agar segera menyelimutinya. Dan beliau menyampaikan berita
itu kepada istri beliau. Dan kemudian datanglah malaikat jibril yang akan menyampaikan
kepada beliau surat Al Mudatsir ayat 1-7 dan ayat itulah yang menyuruh
Rasulullah SAW agar beliau memberitahukan kepada umat manusia kalau beliau
diutus menjadi Nabi oleh Allah SWT.
BAB IV
SEJARAH DAKWAH DI MAKKAH
Dalam melakukan dakwah.
Nabi Muhammad SAW melakukannya dengan cara atau dengan metode terang-terangan
dan dakwahnya ditujukan kepada seluruh masyarakat baik dari golongan bangsawan
maupun hamba sahaya atau budak. Pada awalnya Nabi Muhammad SAW berdakwah atau
melakukan dakwah yang pesertanya adalah penduduk kota makkah, kemudian seiring
berjalannya waktu, Nabi Muhammad SAW kemudian melakukan dakwah ke
penduduk-penduduk dari negeri lain atau luar Makkah yang dating ke Makkah untuk
melakukan atau melaksanakan Haji. Hari demi hari peserta yang mengikuti dakwah Nabi
Muhammad SAW semakin bertambah banyak dan kalangan yang mengikuti dakwah Nabi
Muhammmad SAW bermacam-macam, kalangan-kalangan tersebut diantaranya wanita,
budak, pekerja dan orang-orang yang tidak punya.
Namun dakwah yang
dilakukan oleh Nabi Muhammmad SAW yang dilakukan secara terang-terangan itu,
diketahui oleh pemimpin kaum Quraisy. Kaum Quraisy mulai berusaha menghalangi
dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah, mereka menghalangi dakwah yang dilakukan
oleh Rasulullah SAW karena yang mengikuti dakwah Rasulullah SAW semakin hari
semakin bertambah banyak. Banyak cara yang dilakukan atau ditrmpuh oleh Kaum
Quraisy untuk mencegah dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Para Kaum
Quraisy mengira bahwa kekuatan Nabi Muhammad SAW berada pada perlindungan
pamannya Nabi yaitu Abu Thalib. Salah satu cara yang digunakan oleh kaum
Quraisy adalah menyuruh paman Nabi Muhammad SAW, Abu Thalib untuk menyuruh
Rasulullah untuk menghentikan dan juga mengakhiri dakwahnya. Tetapi Nabi
Muhammad SAW menolak perintah pamannya itu dan akan terus memperjuangkan amanat
dari Allah SWT, mendengar pernyataan itu, paman Nabi MUhammad SAW yaitu Abu
Thalib sangat terharu dan tanpa diduga paman Nabi Muhammad SAW Abu Thalib
mendukung dan juga membela Nabi Muhammad SAW dalam menyerukan amanat Allah SWT
yaitu menyebarkan Agama Islam.
Karena dalam misinya
tersebut, kaum Quraisy gagal. Maka, kaum Quraisy mengambil langkah berikutnya
yaitu mengutus dua anak buahnya yang bernawa Walid bin Mughiroh dan Umairah bin
Walid untuk dipertukarkan dengan Nabi Muhammad SAW, kepada kaumnya paman Nabi
Muhammad SAW yaitu Abu Thalib dan lagi-lagi rencana yang tujuannya untuk
membunuh Nabi Muhammad SAW tersebut gagal dan rencana tersebut ditolak oleh Abu
Thalib.
Setelah berbagai cara
dilakukan oleh kaum Quraisy gaga, maka cara yang selanjutnya dilakukan oleh
kaum Quraisy adalah dengan cara dengan cara diplomatic yaitu dengan cara
menawarkan tahta, wanita dan harta
kepada Nabi Muhammad SAW. Namun, semua itu ditolak oleh Nabi Muhammad SAW. Dan
setelah usaha itu gagal, muncul pemikiran dari kaum Quraisy yaitu menyiksa
budak-budak yang selama ini sudah masuk agama Islam dan mereka menyiksanya
dengan kejam dan tujuannya adalah agar para budak-budak yang beragama Islamitu
keluar dari Agama Islam dan Nabi Muhammad SAW mengungsikan warga yang beragama
Islam yang berada di Makkah ke Negeri Habsyi (Ethiopia) pada tahun ke-5 kerasulan Nabi.
BAB V
ISRO’ MI’RAJ
Peristiwa isro’ mi’raj
terjadi pada 27 Rajab 621 M atau tepatnya satu tahun sebelum Nabi Muhammad SAW
melakukan perpindahan atau melakukan hijrah ke Masinah dari Makkah. Saat
melakukan isro’ mi’raj, pada awalnya Nabi Muhammad SAW di bawa oleh malaikat
jibril. Dan setelah itu Nabi Muhammad SAW menaiki kendaraan Buroq. Buroq adalah
sebuah kendaraan yang sebenarnya adalah hewan seperti kuda, tetapi kepalanya
adalah kepala wanita cantik dan dibagian kepalanya ada tanduknya. Saat itu Nabi
Muhammad SAW menaikinya dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina.
Peristiwa isro’ mi’raj itu terjadi pada waktu malam hari, dan malam itupun Nabi
Muhammad SAW kembali ke Makkah.
Kaum Quraisy yang
mengetahui cerita Nabi Muhammad tersebut tentang peristiwa isro’ mi’raj yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW itu tidak percaya akan peristiwa itu dan
mereka ragu-ragu karena menurut mereka, Nabi Muhammad SAW sangat
berlebih-lebihan dan melampaui batas serta diluar nalar. Dan mereka tidak akan
mengikuti dan menerima agamanya. Tetapi dugaan yang di kemukakan oleh kaum
Quraisy tersebut meleset, dan kemudian kaum Quraisy mengirim utusan mereka
kepada Abu Bakar untuk menanyakan tentang peristiwa isro’ mi’raj yang dialami
oleh Nabi Muhammad SAW tersebut apakah peristiwa itu benar-benar terjadi apa
tidak. Setelah utusan kaum Quraisy kembali, dan mereka menanyakan hasilnya,
ternyata peristiwa isro’ mi’raj yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW tersebut
benar-benar terjadi. Dalam peristiwa isro’ mi’raj tersebut Allah SWT
memerintahkan kepada Rasulullah dan umatnya, agar beliau dan umatnya melakukan
Ibadah sholat sebanyak 50 kali dalam sehari semalam. Dan perintah itu di terima
oleh Rasulullah SAW, tetapi Rasulullah SAW menyatakan bahwa umatnya merasa
keberatan dengan ibadah sholat sebanyak 50 kali dalam sehari semalam, akhirnya
Nabi Muhammad SAW memohon kepada Allah SWT keringanan secara berulang kali. Dan
hingga pada akhirnya Allah SWT memerintahkan agar Nabi Muhammad SAW dan umatnya
agar melakukan ibadah sholat 5 kali dalam sehari semalam.
BAB VI
HIJRAH KE HABSYI
Keadaan kaum
muslimin yang di siksa oleh kaum quraisy sangat menyedihkan, mereka sangat
menderita. Nabi Muhammad SAW terpikir untuk mengirim mereka ke negara lain agar
mereka agar mereka terhindar dari kaum quraisy.
Habsyi adalah
tujuan atau negara yang di tuju oleh Nabi Muhammad SAW yang digunakan untuk
tempat tujuan pengiriman kaum muslimin itu dikirim, karena Nabi Muhammad SAW
mengetahui bahwa raja habsyi itu seorang raja yang adil dan tidak pernah ada orang
teraniaya disana maka Nabi Muhammad SAW berfikir bulat akan mengirim
pengikut-pengikutnya ke negeri habsyi.
Rombongan
pertama yang berangkat kenegeri habsyi terdiri dari atas 10 orang laki-laki dan
4 orang perempuan, dan jumlah tersebut makin bertambah banyak hingga hampir
mencapai 100 orang. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun kelima masa keNabian.
Orang-orang tersebut mendapat sambutan yang baik dari
raja habsyi Najasyi hingga tatkala kaum quraisy memohon kepada raja Najasyi
agar mereka dihijrahkan kembali kemekkah. Permohonan tersebut di tolak oleh
raja Najasyi malah kaum muslimin diperkenankan menetap dinegeri habsyi dengan
suasana aman dan juga tentram.
BAB VII
HIJRAH KE THAIF
Setelah wafatna Abu Thalif, Rosullah SAW mengalami gangguan dari
kaum quraisy yang belum pernah mereka bayangkan. Yang terjadi semasa Abu Thalib
masih hidup. Dan saat itu gangguan-gangguan yang datang dari kaum quraisy
semakin meningkat atau kaum quraisy semakin mengganggu Nabi Muhammad SAW, lalu beliau
memutuskan untuk pergi atau hijrah ke Thaif. Tujuan beliau hijrah ke Thaif
aalah meminta bantuan dari Bani Tsaqif sekaligus mendakwahkan islam kepada
mereka.
Nabi Muhammad SAW sudah pergi selama dua kali
kekota Thaif. Yang pertama pada bulan syawal tahun kesepuluh setelah
kenabian, dan yang kedua pada tahun kedelapan sesudah hijrah. Kota Thaif
adalah kota yang besar yang mendapat kehormatan untuk didatangi Nabi Muhammad
SAW, beliau pergi ke Thaif bertujuan untuk berdakawah.
Kekayaan yang melimpah
dikota ini mengakibatkan kerusakan moral masyarakat dan penduduknya suka
berzina, riba, minum khamr serta ada pembuatan khamr dan minuman anggur.
0 komentar:
Posting Komentar