SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

Diposting oleh Unknown on 07.09


BAB I
JAZIRAH ARAB PRA ISLAM

Jazirah Arab menjelang kelahiran atau kedatangan Islam pada waktu itu terbagi menjadi 2 bagian, 2 bagian itu adalah Jazirah Arab bagian Tengah dan Jazirah arab bagian tepi. Pada Jazirah Arab bagian Tengah terdiri dari Pegunungan dan daerah tersebut jarang mendapat hujan, penduduk pada Jazirah Arab bagian tengah tersebut sedikit dan penduduknya terdiri dari kaum pengembara yang tinggalna selalu pindah-pindah tempat, dan mengikuti turunnya hujan serta yang ada padang-padang yang di tumbuhi rumput dan tempat untuk menggembalakan binatang ternak.

Sedangkan pada Jazirah Arab bagian Tengah daerahnya terbagi menjadi 2 yaitu bagian utara yang disebut dengan Nejed dan bagian selatan yang disebut dengan Al-Ahkaf. Pada bagian selatan ini penduduknya sedikit, dan bagian itu disebut dengan nama Al Rub-Al Khali.


Sedangkan Jazirah Arab bagian tepi, adalah pintu kecil yang melingkari Jazirah itu. Letaknya pada pertemuan Laut Merah dan laut India dan pita itu agak lebar. Pada Jazirah Arab bagian Tepi ini, hujan turun dengan teratur dan penduduknya tidak mengembara tetapi menetap atau tidak pindah-pindah. Dan mereka mendirikan kota-kota, kerajaan-kerajaan dan mereka pula membina berbagai macam kebudayaan dan mereka disebut dengan nama Ahl Al Hadkarah.

Keagamaan

Sebelum Islam di peluk oleh bangsa Arab, pada waktu itu bangsa Arab telah mengakui Allah sebagai Tuhan mereka. Kepercayaan itu di warisi secara turun-temurun sejak masa Nabi Ibrahim As dan Nabi Ismail As. Qur’an menyebut agama itu dengan nama agama Hanif, yaitu kepercayaan yang mengakui keEsaan Allah sebagai pencipta alam semesta, Tuhanyang menghidupkan dan yang mematikan, Tuhan yang member rezeki dan sebagainya.

Kepercayaan kepada Allah tersebut tetap diyakini oleh Bangsa Arab sampai masa Kerasulan Nabi Muhammad SAW, hanya saja keyakinan itu dicampur baurkan dengan tahyul dan juga dengan kemusyrikan, menyekutukan Tuhan dengan sesuatu dalam menyembah dan memohon kepadaNya, seperti Jin, roh, hantu, bulan, matahari, tumbuh-tumbuhan, berhala dan sebagainya. Kepercayaan yang menyimpang dari agama Hanif  disebut dengan nama Watsaniyah yaitu Agama yang mempersyariatkan Allah dengan cara mengadakan penyembahan kepada Anshab. Anshab yaitu sebuah batu yang belum memiliki bentuk, Autsan yaitu patung yang terbuat dari batu dan Ashnam yaitu patung yang terbuat dari kayu, emas, perak, logam dan semuanya yang tidak terbuat dari batu.

Kebudayaan

Peninggalan-peninggalan sejarah yang di Yaman yang ditemukan sekarang adalah dari sisa –sisa yaitu bendungan ma’rab. Bendungan itu dibuat pada tahun kedua sebelum Masehi. Bangunan suci dikalangan bangsa Arab  yaitu Ka’bah. Ka’bah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan anaknya yaitu Nabin Ismail. Kemudian Ka’bah itu dirawat oleh keturunan Amaliqah. Saat masa keturunan Jurhum memegang kekuasaan Hijaz, dan Ka’bah diperbaiki oleh mereka. Perbaikan tersebut juga dilakukan pada abad kelima Masehi yang dilakukan oleh oleh Qusai bin Kilab. Dan sekitar tahun kelima sebelum masa Kerasulan diadakan perbaikan ulang yang perbaikannya tersebut dilakukan oleh bangsa Quraisy yang menduduki atau tinggal di Tanah Haram. Ka’bah itu terbuat dari batu Hitam yang asalnya dari Gunung dan batu tersebut berbentuk Kubus.

Sedangkan kebudayaan nonmaterial bangsa Arab adalah Bahasa arab. Bahasa Arab digunakan untuk berkomunikasi dan dijumpai di arab bagian selatan. Sejak memasuki abad Ketiga dan abad ke empat setelah masehi. Dapat dikatakan bahwa sebelum Islam dating warga bangsa Arab Jahili sudah mempunyai kesusastraan yang baik. Pada zaman itu di ukas setiap tahun diadakan pasar tahunan yang saat itu orang-orang atau warga mengadakan sayembara yang sayembaranya itu membuat syair atau mengarang syair.

Warga bangsa Arab pada masa jahiliyah sudah mengenal Tahayul dan juga dengan adat istiadat yang diwarisi secara turun-temurun dari nenek moyang bangsa Arab saat itu. Dan tumpuan atau pusat kepercayaan akan tahayul dan adat istiadat adalah watsaniyah bangsa arab itu atau mereka tersebut percaya pada hantu-hantu dan roh yang jahat.


BAB II
KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW

Nabi Agung Rasulullah SAW lahir pada tanggal 12 Rabi’ul Awal atau dalam kalender Masehi, Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 20 April 571 M. Pada waktu kelahiran Nabi Muhammad SAW saat itu dikenal sebagai Tahun Gajah, karena pada waktu itu terjadi penyerangan Ka’bah yang dilakukan oleh Abrahah dengan pasukannya yang dikenal dengan pasukan Gajah. Dan peristiwa itu dikenal dengan Tahun Gajah.

Tetapi penyerangan terhadap Ka’bah yang dilakukan oleh Abrahah beserta pasukan gajahnya tersebut gagal, karena dalam perjalanan menuju Ka’bah, Abrahah dan pasukan gajahnya diserang oleh segerombolan atau sekumpulan burung Ababil. Burung Ababil adalah burung yang diperintah oleh Allah untuk menyerang Abrahah dan pasukan gajahnya yang akan menyerang Ka’bah. Dan burung Ababil itu kemudian menjatuhkan batu panas yang berwarna merah yang dibawanya itu ke  Abrahah dan pasukan gajahnya. Kemudian Abrahah dan pasukannya terbakar. Nabi Muhammad SAW dilahirkan dari seorang ibu yang bernama Siti Aminah dan ayahnya Nabi Muhammad SAW adalah Abdullah. Sebelum Nabi Muhammad SAW dilahirkan, ayahnya yang bernama Abdullah meninggal dunia dan pada saat itu Nabi Muhammad SAW sedang dikandung oleh ibunya dan usia Nabi Muhammad SAW pada saat itu dikandungan ibunya sekitar 6 bulan. Sedangkan ibunya yaitu Siti Aminah meninggal pada waktu melakukan perjalanan ziarah ke ziarah makam ayahnya Nabi Muhammad SAW yaitu Abdullah. Abdullah dimakamkan di Al Abara. Lalu pada waktu Nabi Muhammad SAW berumur 6 Tahun, nabi Muhammad SAW diasuh oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. Dan waktu itu Nabi Muhammad SAW pernah disusui oleh Halimatus Sa’diyah.

Setelah meninggalnya kakeknya Nabi Muhammad SAW, lalu Nabi Muhammmad SAW disuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib. Selama diasuh oleh pamannya yaitu Abu Thalib, Nabi Muhammad SAW ikut berniaga atau berdagang ke daerah Syam. Dan Nabi Muhammad SAW juga ikut berperang. Dan pada saat itu Nabi Muhammad SAW berumur 14 Tahun, Nabi waktu itu berperang dan nama perangya adalah perang Fijar. Salah satu keberhasilan yang diraih oleh Nabi Muhammad SAW adalah, barang-barang yang diniagakan atau diperdagangkan mendapat Laba yang sangat banyak. Setelah itu Nabi Muhammad dilamar oleh Khadijah. Pada waktu menikah dengan Siti Khadijah, Nabi Muhammad SAW berumur 25 tahun dan Siti Khadijah berumur 40 tahun. Dan pada saat menikah, Siti Khadijah adalah seorang janda. Dan dalam pernikahan itu Nabi muhammmad SAW memberikan mas kawin 100 ekor unta.





























BAB III
KERASULAN NABI MUHAMMAD SAW

Kekayaan yang dimiliki oleh Siti Khadijah telah member kesempatan yang besar kepada Nabi Muhammad SAW untuk meluangkan waktu dan perhatiannya untuk beribadah kepada Allah SWT. Dan kekayaan yang dimilikinya memberikan kesempatan untuk lebih mengasingkan diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Istri beliaupun mendukung rencana beliau dengan menyediakan bekal-bekal yang akan dibawa oleh beliau ke gua hiro’. Di gua hiro’ itu beliau mengasingkan diri dan bersuci agar jiwanya beliau bertambah suci.

Sampai pada waktu turunnya malaikat jibril pada tanggal 17 Ramadhan. Dan surat yang pertama turun adalah surat Al-Alaq. Dan itu belum semua, tetapi hanya ayat 1-5. Dan Nabi Muhammad SAW belum memberitahukan kepada umat manusia kalau beliau itu adalah utusan Allah SWT yang diutus menjadi Nabi oleh Allah SWT. Beliau waktu itu didatangi oleh malaikat jibril dan beliau dalam keadaan kedinginan dan takut. Setelah kejadian itu beliau pulang kerumah, kemudian beliau menyuruh istrinya yaitu Siti Khadijah agar segera menyelimutinya. Dan beliau menyampaikan berita itu kepada istri beliau. Dan kemudian datanglah malaikat jibril yang akan menyampaikan kepada beliau surat Al Mudatsir ayat 1-7 dan ayat itulah yang menyuruh Rasulullah SAW agar beliau memberitahukan kepada umat manusia kalau beliau diutus menjadi Nabi oleh Allah SWT.












BAB IV
SEJARAH DAKWAH DI MAKKAH

Dalam melakukan dakwah. Nabi Muhammad SAW melakukannya dengan cara atau dengan metode terang-terangan dan dakwahnya ditujukan kepada seluruh masyarakat baik dari golongan bangsawan maupun hamba sahaya atau budak. Pada awalnya Nabi Muhammad SAW berdakwah atau melakukan dakwah yang pesertanya adalah penduduk kota makkah, kemudian seiring berjalannya waktu, Nabi Muhammad SAW kemudian melakukan dakwah ke penduduk-penduduk dari negeri lain atau luar Makkah yang dating ke Makkah untuk melakukan atau melaksanakan Haji. Hari demi  hari peserta yang mengikuti dakwah Nabi Muhammad SAW semakin bertambah banyak dan kalangan yang mengikuti dakwah Nabi Muhammmad SAW bermacam-macam, kalangan-kalangan tersebut diantaranya wanita, budak, pekerja dan orang-orang yang tidak punya.

Namun dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammmad SAW yang dilakukan secara terang-terangan itu, diketahui oleh pemimpin kaum Quraisy. Kaum Quraisy mulai berusaha menghalangi dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah, mereka menghalangi dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW karena yang mengikuti dakwah Rasulullah SAW semakin hari semakin bertambah banyak. Banyak cara yang dilakukan atau ditrmpuh oleh Kaum Quraisy untuk mencegah dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Para Kaum Quraisy mengira bahwa kekuatan Nabi Muhammad SAW berada pada perlindungan pamannya Nabi yaitu Abu Thalib. Salah satu cara yang digunakan oleh kaum Quraisy adalah menyuruh paman Nabi Muhammad SAW, Abu Thalib untuk menyuruh Rasulullah untuk menghentikan dan juga mengakhiri dakwahnya. Tetapi Nabi Muhammad SAW menolak perintah pamannya itu dan akan terus memperjuangkan amanat dari Allah SWT, mendengar pernyataan itu, paman Nabi MUhammad SAW yaitu Abu Thalib sangat terharu dan tanpa diduga paman Nabi Muhammad SAW Abu Thalib mendukung dan juga membela Nabi Muhammad SAW dalam menyerukan amanat Allah SWT yaitu menyebarkan Agama Islam.

Karena dalam misinya tersebut, kaum Quraisy gagal. Maka, kaum Quraisy mengambil langkah berikutnya yaitu mengutus dua anak buahnya yang bernawa Walid bin Mughiroh dan Umairah bin Walid untuk dipertukarkan dengan Nabi Muhammad SAW, kepada kaumnya paman Nabi Muhammad SAW yaitu Abu Thalib dan lagi-lagi rencana yang tujuannya untuk membunuh Nabi Muhammad SAW tersebut gagal dan rencana tersebut ditolak oleh Abu Thalib.

Setelah berbagai cara dilakukan oleh kaum Quraisy gaga, maka cara yang selanjutnya dilakukan oleh kaum Quraisy adalah dengan cara dengan cara diplomatic yaitu dengan cara menawarkan tahta, wanita dan  harta kepada Nabi Muhammad SAW. Namun, semua itu ditolak oleh Nabi Muhammad SAW. Dan setelah usaha itu gagal, muncul pemikiran dari kaum Quraisy yaitu menyiksa budak-budak yang selama ini sudah masuk agama Islam dan mereka menyiksanya dengan kejam dan tujuannya adalah agar para budak-budak yang beragama Islamitu keluar dari Agama Islam dan Nabi Muhammad SAW mengungsikan warga yang beragama Islam yang berada di Makkah ke Negeri Habsyi (Ethiopia) pada tahun ke-5  kerasulan Nabi.





















BAB V
ISRO’ MI’RAJ

Peristiwa isro’ mi’raj terjadi pada 27 Rajab 621 M atau tepatnya satu tahun sebelum Nabi Muhammad SAW melakukan perpindahan atau melakukan hijrah ke Masinah dari Makkah. Saat melakukan isro’ mi’raj, pada awalnya Nabi Muhammad SAW di bawa oleh malaikat jibril. Dan setelah itu Nabi Muhammad SAW menaiki kendaraan Buroq. Buroq adalah sebuah kendaraan yang sebenarnya adalah hewan seperti kuda, tetapi kepalanya adalah kepala wanita cantik dan dibagian kepalanya ada tanduknya. Saat itu Nabi Muhammad SAW menaikinya dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina. Peristiwa isro’ mi’raj itu terjadi pada waktu malam hari, dan malam itupun Nabi Muhammad SAW kembali ke Makkah.

Kaum Quraisy yang mengetahui cerita Nabi Muhammad tersebut tentang peristiwa isro’ mi’raj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW itu tidak percaya akan peristiwa itu dan mereka ragu-ragu karena menurut mereka, Nabi Muhammad SAW sangat berlebih-lebihan dan melampaui batas serta diluar nalar. Dan mereka tidak akan mengikuti dan menerima agamanya. Tetapi dugaan yang di kemukakan oleh kaum Quraisy tersebut meleset, dan kemudian kaum Quraisy mengirim utusan mereka kepada Abu Bakar untuk menanyakan tentang peristiwa isro’ mi’raj yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW tersebut apakah peristiwa itu benar-benar terjadi apa tidak. Setelah utusan kaum Quraisy kembali, dan mereka menanyakan hasilnya, ternyata peristiwa isro’ mi’raj yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW tersebut benar-benar terjadi. Dalam peristiwa isro’ mi’raj tersebut Allah SWT memerintahkan kepada Rasulullah dan umatnya, agar beliau dan umatnya melakukan Ibadah sholat sebanyak 50 kali dalam sehari semalam. Dan perintah itu di terima oleh Rasulullah SAW, tetapi Rasulullah SAW menyatakan bahwa umatnya merasa keberatan dengan ibadah sholat sebanyak 50 kali dalam sehari semalam, akhirnya Nabi Muhammad SAW memohon kepada Allah SWT keringanan secara berulang kali. Dan hingga pada akhirnya Allah SWT memerintahkan agar Nabi Muhammad SAW dan umatnya agar melakukan ibadah sholat 5 kali dalam sehari semalam.


BAB VI
HIJRAH KE HABSYI

Keadaan kaum muslimin yang di siksa oleh kaum quraisy sangat menyedihkan, mereka sangat menderita. Nabi Muhammad SAW terpikir untuk mengirim mereka ke negara lain agar mereka agar mereka terhindar dari kaum quraisy.
Habsyi adalah tujuan atau negara yang di tuju oleh Nabi Muhammad SAW yang digunakan untuk tempat tujuan pengiriman kaum muslimin itu dikirim, karena Nabi Muhammad SAW mengetahui bahwa raja habsyi itu seorang raja yang adil dan tidak pernah ada orang teraniaya disana maka Nabi Muhammad SAW berfikir bulat akan mengirim pengikut-pengikutnya ke negeri habsyi.
Rombongan pertama yang berangkat kenegeri habsyi terdiri dari atas 10 orang laki-laki dan 4 orang perempuan, dan jumlah tersebut makin bertambah banyak hingga hampir mencapai 100 orang. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun kelima masa keNabian.
      Orang-orang  tersebut mendapat sambutan yang baik dari raja habsyi Najasyi hingga tatkala kaum quraisy memohon kepada raja Najasyi agar mereka dihijrahkan kembali kemekkah. Permohonan tersebut di tolak oleh raja Najasyi malah kaum muslimin diperkenankan menetap dinegeri habsyi dengan suasana aman dan juga tentram.













BAB VII
HIJRAH KE THAIF
             Setelah wafatna Abu Thalif, Rosullah SAW mengalami gangguan dari kaum quraisy yang belum pernah mereka bayangkan. Yang terjadi semasa Abu Thalib masih hidup. Dan saat itu gangguan-gangguan yang datang dari kaum quraisy semakin meningkat atau kaum quraisy semakin mengganggu Nabi Muhammad SAW, lalu beliau memutuskan untuk pergi atau hijrah ke Thaif. Tujuan beliau hijrah ke Thaif aalah meminta bantuan dari Bani Tsaqif sekaligus mendakwahkan islam kepada mereka.
                       Nabi Muhammad SAW sudah pergi selama dua kali kekota Thaif. Yang pertama pada bulan syawal tahun kesepuluh setelah kenabian, dan yang kedua pada tahun kedelapan sesudah hijrah. Kota Thaif adalah kota yang besar yang mendapat kehormatan untuk didatangi Nabi Muhammad SAW, beliau pergi ke Thaif bertujuan untuk berdakawah.
       Kekayaan yang melimpah dikota ini mengakibatkan kerusakan moral masyarakat dan penduduknya suka berzina, riba, minum khamr serta ada pembuatan khamr dan minuman anggur.
    

0 komentar:

Posting Komentar