NOVEL KARYA HAMKA (Haji Abdul Malik
Karim Amrullah) dengan judul Di Bawah Lindungan Ka’bah
Oleh :
Burhanuddin Zaki Nurhuda (A4-11 / 11144600148)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2012
ESAY
SASTRA
NOVEL KARYA HAMKA (Haji Abdul Malik
Karim Amrullah) dengan judul Di Bawah Lindungan Ka’bah
A.
UNSUR
EKSTRINSIK
1. Judul
Karya Sastra : Di Bawah Lindungan Ka’bah
b. Biografi
Pengarang :
HAMKA atau Haji Abdul Malik Karim Amrullah lahir
pada tanggal 16 Februari 1908 di Maninjau, Sumatra Barat. Beliau mengenyam
pendidikan hanya sampai pada kelas 2 SD, kemudian beliau mengaji di langgar dan
madrasah. Beliau juga pernah mendapat didikan dari HOS Tjokroaminoto. Beliau dikenal sebagai pujangga penguras air
mata karena hampir semua karyanya bersifat kesedihan yang mendalam . Dan juga
prosa HAMKA bernapaskan tema religius menurut konsepsi Islam. Hasil
Karya-karyanya diantaranya Di Bawah
Lindungan Ka’bah (1938), Di Dalam Lembah Kehidupan (kumpulan cerpen, 1941),
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk (roman,
1939), Kenang-Kenangan Hidup (autobiografi, 1951), Ayahku (biogrfai), Karena
Fitnah (roman, 1938), Merantau ke Deli (kisah, 1939), Tuan Direktur (1939),
Menunggu Beduk Berbunyi (roman, 1950), Keadilan Illahi, Lembaga Budi, Lembaga
Hidup, dan Revolusi Agama.
3. Latar
Belakang Terciptanya Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah
Latar Belakang terciptanya Novel Di Bawah Lindungan
Ka’bah karya HAMKA yaitu sebuah romansa percintaan berbalut suasana agamis dan
mengusung semangat pembaruan mengenai adat istiadat pada saat itu. Dan pada
saat itu ada sebuah organisasi yang mempermasalahkan masalah Ka’bah sehingga
HAMKA membuat sebuah Novel yang berjudul di Bawah Lindungan Ka’bah agar
orang-orang muslim di Indonesia ini bisa berlindung di pada Ka’bah.
4. Waktu
Terciptanya Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah
Waktu terciptanya Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah
karya HAMKA yaitu pertama kali pada tahun 1927 dan mengamil setting di daerah
Sumatera yaitu sumatera Barat dan daerah Jambi. Dan juga mengambil atau juga
mencakup di Arab atau Saudi Arabia yaitu di Mekkah dan juga seputaran Ka’bah.
5. a.
Sejarah Terciptanya Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah
Sejarah terciptanya Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah
karya HAMKA yaitu ada seseorang yang berasal dari Sumatera Barat yang ingin
mengenyam pendidikan dan juga ada sebuah organisasi yang mempermasalahkan
Ka’bah dan kemudian tercipta Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah itu dan agar
seorang muslim Indonesia bisa berlindung pada ka’bah.
b.
Sinopsis
DI BAWAH LINDUNGAN KA’BAH
Hamid
adalah seorang yatim dan dia tinggal bersama ibunya di kota Padang, tepatnya di
sebuah rumah yang mungkin lebih layak untuk disebut sebagai gubug. Beberapa
bulan kemudian, rumah besar di sebelah gubug Hamid, ditempati oleh Haji Ja’far
yaitu seorang saudagar bersama istri dan anak perempuannya.
Karena iba
dengan keadaan Hamid dan ibunya, istri saudagar itu yang biasa dipanggil Mak
Asiah, membantu hamid. Haji Ja’far menyekolahkan Hamid bersama-sama dengan
putinya, Zainab yang akhirnya dianggap adik oleh hamid.
Setelah
tamat sekolah, Hamid menyadari bahwa dia mencintai Zainab, begitu pula
sebaliknya. Tapi, keduanya saling menyimpan rasa itu. Karena Hamid tau,
walaupun ia mengatakannya pasti akan sia-sia. Dia tidak sederajat dengan
Zainab. Begitu pula Zainab. Dia menyadari akan kedudukan keluarganya dalam
masyarakat, karena itulah dia tidak mengatakan perasaannya pada Hamid.
Sampai
suatu hari, Haji Ja’far meninggal dunia. Hamid dan Ibunya tidak lagi sering ke
rumah almarhum Haji Ja’far. Di tambah lagi dengan keadaan Ibunya yang sudah
sakit-sakitan dan tak lama, Ibunya pun menyusul menuju alam barzah.
Hamid
begitu terpukul dengan semua cobaan ini. Kini dia sebatang kara. Apalagi ketika
Mak Asiah meminta bantuannya untuk meluluhkan hati Zainab agar mau menikah
dengan kemenakkan ayahnya. Hamid yang putus asa memutuskan untuk meninggalkan
kota Padang dan pergi sejauh-jauhnya dari kota itu, maka sampailah dia di tanah
suci ini.
Di tanah
suci dia bisa melupakan Zainab dan semua penderitaannya, yaitu dengan berserah
diri kepada ALLAH. Tapi, tidak jarang kenangan-kenangannya bersama Zainab
muncul menghantuinya. Sampai datanglah Saleh, temannya sewaktu masih di bangku
sekolah. Dia membawa kabar mengenai zainab yang dia ketahui dari istrinya,
yaitu bahwa Zainab juga mencintainya dan sekarang dia tengah menderita karena
perasaa yang sudah lama dia pendam itu. Zainab tidak jadi menikah dengan
kemenakkan ayahnya.
Ketika
surat Zainab untuk Hamid datang bersamaan dengan surat Rosna, Hamid menyadari
betapa beruntungnya dia bahwa mengetahui kalau Zainab berperasaan yang sama
pada dirinya. Tapi, itu tidaklah mengubah keadaan, karena semuanya telah
terlambat.
Pada hari
mengerjakan tawaf, datanglah surat untuk Saleh dari istrinya Rosnah. Hamid yang
waktu itu berada di atas bangku tandu (karena sakit dan lemah badannya, Hamid
tidak bisa mengerjakan tawaf sendirin) bertanya pada sahabatnya itu, surat
apakah itu? Karena dia melihat adanya perubahan pada wajah Saleh setelah
membaca surat itu. Dengan gugup Saleh mengatakan pada hamid bahwa Zainab telah
tiada. Tak lama setelah mengerjakan tawaf dan berdoa, Hamid pun menyusul
Zainab. Ia menghembuskan nafas terakhirnya di bawah lindungan ka’bah dan pada
hari itu juga jenazahnya di makamkan di pekuburan Ma’al yang Mahsyur.
B.
UNSUR
INSTRINSIK
1. Tema
:
Tema yang
diangkat dalam novel “Di Bawah Lindungan Ka’bah” karya HAMKA ini, mengangkat
tema penderitaan dua orang manusia yang kehilangan cintanya. Namun, dapat juga
kita lihat kesetiaan akan cinta dalam novel ini.
2. Latar
:
Latar
dalam Novel ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
ü Latar Waktu
Latar
waktu yang ada di dalam novel ini adalah sekitar tahun 1927.
ü Latar Suasana
Dalam novel “Di Bawah Lindungan
Ka’bah” karya HAMKA ini, lebih banyak menggambarkan suasana duka. Yaitu,
kedukaan Ibu Hamid yang memikirkan nasib anaknya, Hamid di kemudian hari.
Kesedihan ketika Hamid tau bahwa ia dan Zainab tidak akan bisa bermain-main
lagi setelah tamat sekolah dan begitu sebaliknya. Kedukaan ketika Haji Ja’far
wafat dan disusul oleh ibunda Hamid. Juga kedukaan dan kesedihan ketika Hamid
tau bahwa Zainab akan dinikahkan dengan kemenakkan Haji Ja’far dan penderitaan
Zainab yang selalu memikirkan Hamid yang telah pergi bertahun-tahun tanpa kabar
berita.
Latar suasana kegembiraan juga
digambarkan ketika Ibu hamid mendengar bahwa Hamid akan di sekolahkan oleh haji
Ja’far.
Selain
itu, ada juga suasana Haru, takjub, kehilangan, dan keputus asaan.
ü Latar tempat
Latar tempat pada novel ini lebih
banyak mengambil latar di tanah suci, yaitu Mekkah, padang Arafah, madinah,
Mina, Jedah.
Pengarang juga mengambil latar
tempat di tanah Air seperti, padang, padang panjang, jambi, pesisir Arau dan
medan
3. Alur
:
Alur
Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah yaitu :
Alur
cerita yang digunakan oleh penulis dalam novel ini adalah alur campuran yaitu
maju dan mundur. Kerema dalam novel ini menceritakan kejadian-kejadian atau
peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi dan berlanjut kembali ke masa depan.
4. Penokohan
dan Watak :
Penokohan
dan Watak dalam Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah yaitu :
Ada
Beberapa tokoh penting dalam novel berjudul “Di Bawah Lindungan Ka’bah ini,
yaitu:
a. Saya
Tokoh Utama yang akhirnya bertemu dan berteman dengan Hamid.
b. Hamid
Tokoh yang
mendominasi cerita ini. Berbudi pekerti luhur, sopan, pintar, rendah hati dan
sederhana.
c. Ibu Hamid
Wanita yang gigih berjuang
membesarkan anaknya walau hanya sendirian. Baik hati dan penuh kasih saying.
Sangat menyayangi Hamid hingga akhir hayatnya.
d. Zainab
Anak perempuan Haji Ja’far dan Mak
Asiah. Berteman dnegan Hamid sejak kecil. Selalu bersama-sama hingga tamat
sekolah. Zainab baik hatinya, sopan, ramah dan sangat perasa.
e. Haji Ja’far
Saudagar kaya baik hati yang
membantu kehidupan Hamid dan ibunya. Haji Ja’far sangat dermawan dan baik hati.
f. Mak Asiah
Mak Asiah adalah wanita penuh kasih
sayang. Baik hatinya kepada siapa saja.
g. Rosna
Istri Saleh dan juga teman baik
Zainab
h. Saleh
Teman semasih sekolah hamid. Suami
Rosnah.
5. Amanat
:
Amanat
dari Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah yaitu :
Dalam
novel ini penulis ingin menyampaikan bahwa segala masalah dapat diatasi dengan
berserah diri atau kembali pada-Nya. Karena di bawah lindungan-Nya, masalah
apapun dapat diatasi dengan mudah.
Penulis juga
ingin menyampaikan bahwa cinta yang tulus itu adalah sesuatu yang abadi dan
suci. Perasaan cinta adalah anugerah dari ALLAH yang sangat adil, karena tidak
membeda-bedakan keadaan manusia.
6. Sudut
Pandang :
Dalam
Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah ini
HAMKA menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku sampingan. Karena dalam
cerita tokoh utamanya yaitu ‘saya’ menceritakan kisah Hamid dengan sudut
pandang orang pertama pelaku utama.
7. Gaya Bahasa :
Gaya
Bahasa yang digunakan dalam Novel ini adalah Gaya Bahasa zaman dulu. Yaitu
belum berpedoman pada EYD. Banyak kata-kata kiasan atau perumpamaan yang
digunakan dan bahasanya sangat sopan.
0 komentar:
Posting Komentar