MAKNA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
DAN IDEOLOGI NEGARA
Oleh
: Burhanuddin Zaki Nurhuda *)
PENGERTIAN IDEOLOGI NEGARA
Ideologi adalah ajaran,
doktrin, atau ilmu yang diyakin kebenarannya, disusun secara sistematis, dan
diberi petunjuk pelaksanaannya dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah yang
ada dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam harfiah,
Ideologi adalah Ilmu tentang gagasan, cita-cita. Istilah Ideologi berasal dari
kata “idea” yang artinya gagasan,
konsep, pengertian dasar, cita-cita. Dan “logos”
yang artinya ilmu. Dalam pengertian sehari-hari, idea artinya disamakan dengan
cita-cita. Dan cita-cita yang dimaksud disini bersifat tetap yang harus
dilakukan dan dicapai, dan juga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan
dan juga paham. Ideologi adalah seperangkat gagasan, ide, cita-cita, dari
sebuah masyarakat tentang kebaikan bersama yang dirumuskan dalam bentuk dan
juga tujuan yang harus dicapai dan cara yang digunakan untuk mecapai sebuah
tujuan tersebut. Dalam arti yang luas, Ideologi dipergunakan untuk segala
kelompok cita-cita, nilai-nilai dasar, dan keyakinan-keyakinan yang mau
dijunjung tinggi sebagai pedoman normatif. Dan dalam arti yang sempit, Ideologi
diartikan sebagai gagasan-gagasan atau sebuah teori yang menyeluruh tentang
makna hidup dan nilai-nilai yang mau menentukan dengan mutlak bagaimana manusia
harus hidup dengan cara bertindak.
Ideologi dalam suatu Negara
mempunyai banyak manfaat atau fungsi dalam Negara tersebut, karena dengan
adanya Ideologi itu, suatu Negara dapat lebih mudah dalam mencapai tujuan dan
cita-cita yang ingin dicapai oleh Negara tersebut. Fungsi Ideologi dalam suatu
Negara diantaranya sebagai berikut :
a.
Sebagai struktur kognitif yaitu keseluruhan
pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia
dan juga kejadian-kejadian di alam sekitar.
b.
Sebagai Orientasi Dasar yaitu dengan cara membuka
wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia
itu sendiri.
c.
Norma-norma yaitu yang menjadi pedoman dan juga
pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan juga bertindak.
d.
Sebagai Bekal dan Jalan bagi seseorang untuk menemukan
identitasnya, kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk
menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan yang diinginkan.
e.
Dalam Pendidikan yaitu sebagai seseorang atau
masyarakat untuk memahami, menghayati serta menjalankan tingkah lakunya sesuai
dengan dengan orientasi dan juga norma-norma yang terkandung didalmnya.
Secara singkatnya dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai Ideologi
Nasional berfungsi sebagai tujuan atau cita-cita dari bangsa Indonesia serta
sebagai sarana pemersatu bangsa Indonesia. Makna Ideologi Pancasila yaitu
sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, keyakinan, dan nilai bangsa Indonesia
yang secara Normatif perlu diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan juga bernegara.
HUBUNGAN
ANTARA FILSAFAT DAN IDEOLOGI
Dapat dijelaskan bahwa filsafat itu
secara atau dalam etimologis berasal dari kata Yunani philosophia (dari philein yang berarti mencintai, atau bisa saja
philia yang artinya cinta dan Sophia
yang artinya kearifan atau kebenaran) dan dalam bahasa Inggris disebut “philosophy” dan artinya yaitu “cinta
kearifan”. Pada awalnya Sophia dalam bahasa Yunani secara luasnya bukan hanya
kearifan, tetapi berarti kerajinan dan kebenaran utama, pengetahuan yang luas,
kebajikan intelektual, pertimbangan yang sehat dan juga kecerdikan dalam
memutuskan hal-hal yang sangat cerdik. Dan pada awalnya Filsafat tersebut
merupakan kata yang umum untuk menyebut suatu usaha yang dilakukan dan juga
untuk mencari keutamaan mental (Encyclopedia Britannica, dalam The Liang Gie,
1979, 6).
Menurut The Liang Gie (1979:6-15) ia
mengatakan bahwa terdapat sekurangnya ada 30 macam definisi tentang arti dari
filsafat. Beberapa contoh pengertian filsafat dapat disebutkan dan dijelaskan
sebagai berikut :
1.
Menurut Konsepsi Plato, dia menjelaskan yang berkaitan
dengan metode dialektikanya. Secara etimologis dialektika adalah seni
berdiskusi. Dan filsafat harus berlangsung dengan cara mengkritik
pendapat-pendapat yang berlaku, dan kearifan dalam intelektual diperoleh
melalui sebuah proses yang kritis dengan adanya gagasan-gagasan yang
dikemukakan.
2.
Menurut Konsepsi Aristoteles dalam bukunya
Metaphysics. Ia mengatakn bahwa filsafat diartikan sebagai ilmu yang
menyelidiki tentang hal itu sebagaihal yang ada yang satu dengan yang lainnya
itu berbeda.
3.
Menurut Konsepsi J.A.Leighton, ia menyatakan bahwa
filsafat itu sebagai pandangan hidup. Menut dia, filsafat itu mencari suatu
totalitas dan keserasian dari pengertian yang beralasan mengenai sifat dasar
dan makna dari semua segi pokok dan jiuga kenyataan. Suatu filsafat itu
mengandung dan juga mencakup suatu pandangan dunia dan juga hidup dan selain
itu tujuan-tujuan hidup yang akan di tempuh oleh seorang manusia.
4.
Menurut Konsepsi John Passmore ia berpendapat bahwa
filsafat itu sebagai suatu perbincangan yang kritis, dan sama halnya dengan
ilmu, yakni sebagai suatu bentuk yang paling maju dari perbincangan kritis.
5.
Menurut Konsepsi Damarjati Supadjar ia berpendapat
bahwa filsafat itu merupakan fefleksi menyeluruh tentang segala sesuatu yang
disusun secara sistematis dan juga diuji secara kritis demi hakikat
kebenarannya . dan singkatnya menurut Damarjati Supadjar, filsafat itu
diartikan sebagai suatu hasil perenungan yang mendalam tentang segala sesuatu
hal.
Walaupun terdapat banyak sekali
pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para tokoh-tokoh mengenai definisi
tentang filsafat, dan kesemuanya itu adalah diperoleh dari hasil berfikir para
filsafat-filsafat yang mempunyai kesamaan ciri-ciri radikal, sistematis, dan
juga bersifat universal. Radikal itu mempunyai arti berpikir sampai pada
akarnya atau disebut juga radix, yang artinya berpikir samapai ke akar-akarnya,
atau berpikir untuk menemukan kebenaran yang hakiki, atau bisa juga berpikir
sampai pada hakikatnya. Sistematis itu adalah berpikir secara logis selangkah
demi selangkah dan menunjukkan suatu kerangka pemikiran yang konsisten dan juga
utuh (kebulatan). Sedangkan Universal itu adalah berpikir secara umum
menyeluruh dan tidak terikat oleh ruang dan juga waktu. Dan karena berfikir itu
memiliki cirri-ciri seperti ini maka Sidi Gazalba mendefinisikan Filsafat itu
sebagai system kebenaran tentang segala sesuatu dan mencangkup tentang radikal,
sistematis dan juga universal.
Dalam ensiklopedi Politik dan
pembangunan (1988) dikemukakan bahwa istilah ideologi itu berasal dari bahasa
Yunani yitu idein yang artinya melihat dan logia yang artinya kata, ajaran.
Istilah Ideologi itu pertama kali dikenaslkan atau dikemukakan oleh A. Destult
de Tracy untuk menyebutkan sesuatu cabang dari filsafat, yaitu science des
idees, yaitu sebagai ilmu yang mendasari ke ilmu-ilmu yang lain, misalnya ilmu
pedagogi, etika dan juga politik. Pada awalnya Ideologi itu artinya dalah ilmu
tentang terjadinya cita-cita, gagasan atau disebut juga buah pikiran.
Dalam pengertian yang dikemukakakn
oleh Marxisme, ia mengemukakakn bahwa pengertian Ideologi itu berkonotasi
negatif, karena ideologi itu dikembangkan menurut kepentingan golongan social
tertentu yaitu pada bidang politik atau sosial. Dan menurut dia Ideologi itu
hanya memikirkan kaum yang berkuasa tersebut.
Ideologi secara praktis merupakan
suatu sistem dasar seseorang untuk mencapai nilai-nilai dan juga tujuan-tujuan
yang akan atau ingin dicapainya. Ideology merupakan suatu “belief system” dank
arena itu sangat berbeda dengan ilmu, filsafat dan theology yang secara resmi
atau formal merupakan suatu “knowledge system” yang bersifat reflektif,
sistematis dan juga kritis (Pranarka, 1985).
PERBANDINGAN
ANTARA IDEOLOGI, KOMUNISME DAN PANCASILA
1. Liberalisme
Liberalisme
pertama kali dikemukakan atau diletakkan dasar-dasarnya dalam ideologi liberal
oleh John Locke pada 1632-1704. Liberalisme muncul sebagai reaksi terhadap
filsafat Filmer yang mengatakan bahwa setiap kekuasaan bersifat monarkhi mutlak
dan tidak ada orang yang lahir bebas (Magnis Suseno, 1994). Ciri-ciri
liberalisme adalah :
a.
Memiliki kecenderungan untuk mendukung perubahan
b.
Mempunyai kepercayaan terhadap nalar
manusia
c.
Bersedia menggunakan pemerintah untuk
meningkatkan kondisi manusiawi
d.
Mendukung kebebasan terhadap individu
e.
Bersifat ambivalen terhadap sifat
manusia
Ciri-ciri
tersebut terdapat dalam Lyman Tower Sargent, 1986 : 96. Ciri-ciri tersebut
merupakan unggulan dari liberalisme kecuali sifat ambivalennya terhadap sifat
manusia. Selain itu liberalisme juga mempunyai kelemahan yaitu liberalisme buta
terhadap kenyataan.
Liberalisme
sangat bertitik tolak atau bertolak belakang belakang dengan ideologi Pancasila
karena liberalisme bersifat absolutisasi dan determinisme dan itu sangat
bertentangan dengan ideologi Pancasila.
2. Komunisme
Negara yang berideologi Komunisme menpunyai
ciri-ciri yaitu, beradasarkan ideologi Marxisme Lenimisme, yaitu bersifat
materialis dan ateis, merupakan sistem kekuasaan satu partai, ekonomi komunis
bersifat etatisme (Magnis-Suseno, 1988:30). Seperti yang disebutkan ciri-ciri
diatas, bahwa ideologi Negara Indonesia adalah Pancasila dan ideologi Komunisme
sangat bertitik tolak belakang dengan ideologi Pancasila. Dan ideologi
Pancasila sangat member kedudukan dan seimbang kepada manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial.
PANCASILA
SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
Pancasila
merupakan hasil berfikir kefilsafatan, suatu hasil pemikiran yang mendalam dari
para pendiri Negara Indonesia, yang disyahkan sebagai dasar filsafat Negara
pada tanggal 18 Agustus 1945.
Beberapa
pemikir mengatakan bahwa Pancasila merupakan :
1. Drikarya
dalam tulisannya Pancasila dan religi (1957) berpendapat bahwa Pancasila berisi
dalil-dalil filsafat.
2. Soediman
Kartohadiprodjo, dalam bukunya Beberapa Pekiraan Sekitar Pancasila (1980),
berpendapat bahwa Pancasila itu adalah filsafat bangsa Indonesia, dan kelima
sila itu merupakan soko guru dari pemikiran yang bulat.
3. Notonagoro,
berpendapat bahwa Pancasila dalam RI sebagai dasar Negara dalam pengertian
filsafat.
4. Dardji
Darmodihardjo, berpendapat bahwa Pancasila itu filsafat yang idealistis, theis,
dan praktis.
5. Soerjanto
Poespowardojo, berpendapat bahwa Pancasila sebagai orientasi kemanusiaan, dan
bila dirumuskan negative ada 3 yaitu :
a.
Pancasila bukan materialism
b.
Pancasila bukan pragmatisme
c.
Pancasila bukan spiritualisme
Dan
sedangkan jika dirumuskan dalam positif, Pancasila mempunyai ciri-ciri
a.
Integral
b.
Etis
c.
Religius
Wacana Akhir
Ideologi adalah ajaran,
doktrin, atau ilmu yang diyakin kebenarannya, disusun secara sistematis, dan
diberi petunjuk pelaksanaannya dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah yang
ada dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Ideologi dipergunakan
untuk segala kelompok cita-cita, nilai-nilai dasar, dan keyakinan-keyakinan
yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman normatif. Dan juga Ideologi diartikan sebagai
gagasan-gagasan atau sebuah teori yang menyeluruh tentang makna hidup dan
nilai-nilai yang mau menentukan dengan mutlak bagaimana manusia harus hidup
dengan cara bertindak.
Ideologi dalam suatu Negara
mempunyai banyak manfaat atau fungsi dalam Negara tersebut, karena dengan
adanya Ideologi itu, suatu Negara dapat lebih mudah dalam mencapai tujuan dan
cita-cita yang ingin dicapai oleh Negara tersebut. Dalam pengertian yang
dikemukakakn oleh Marxisme, ia mengemukakakn bahwa pengertian Ideologi itu
berkonotasi negatif, karena ideologi itu dikembangkan menurut kepentingan
golongan social tertentu yaitu pada bidang politik atau sosial. Ideologi secara
praktis merupakan suatu sistem dasar seseorang untuk mencapai nilai-nilai dan
juga tujuan-tujuan yang akan atau ingin dicapainya. Ideology merupakan suatu “belief system” dank arena itu sangat
berbeda dengan ilmu, filsafat dan theology yang secara resmi atau formal
merupakan suatu “knowledge system” yang bersifat reflektif, sistematis dan juga
kritis (Pranarka, 1985).
Liberalisme
muncul sebagai reaksi terhadap filsafat Filmer yang mengatakan bahwa setiap
kekuasaan bersifat monarkhi mutlak dan tidak ada orang yang lahir bebas.
Seperti yang disebutkan ciri-ciri diatas, bahwa ideologi Negara Indonesia
adalah Pancasila dan ideologi Komunisme sangat bertitik tolak belakang dengan
ideologi Pancasila. Dan ideologi Pancasila sangat member kedudukan dan seimbang
kepada manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Pancasila merupakan
hasil berfikir kefilsafatan, suatu hasil pemikiran yang mendalam dari para pendiri
Negara Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Jogjakarta:
Penerbit Pradigma
Magnis Suseno.
1998. Etika Politik. Jakarta:
Gramedia
Pranarka, AMW.
1985. Sejarah Pemikiran Pancasila.
Jakarta: CSIS
Soerjanto
Poepowardojo. 1989. Filsafat Pancasila:
Sebuah Pendekatan Sosio-Budaya, Jakarta: Penerbit PT Gramedia
0 komentar:
Posting Komentar